Kolaborasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Kegiatan ini dilakukan oleh tim PKM yang terdiri atas Dr. Ida Kusnawati Tjahjani., ST., MT., IPM Dosen Teknik Universitas 45 Surabaya sebagai Ketua Tim beranggotakan Dr. Prakrisno Satrio., S.Psi., M.Si berasal dari Universitas 45 Surabaya, serta Dr. Ir. Evi Yuliawati, S.T., M.T dari ITATS Surabaya. Pada kegiatan PKM ini, tim dosen berhasil mengidentifikasi berbagai masalah yang sering dihadapi perajin dengan fokus pada dua bidang, yakni bidang produksi dan manajemen dengan solusi yang ditawarkan berupa penerapan prinsip ergonomi pada peralatan membatik dan mendesain pengolah limbah portabel, selain mengadakan workshop dan pendampingan dengan berbagai materi. Acara yang dihadiri ± 8 orang perajin mengaku senang bisa ikut program ini. Mereka mendapat materi pendampingan dari 8 orang mahasiswa dari Universitas 45 Surabaya dan ITATS Surabaya dan 24 orang dosen dari beberapa Universitas yaitu Universitas 45 Surabaya, ITATS Surabaya, STIESIA, dan UNESA., tentang cara meningkatkan produksi dan menguatkan manajemen saat menjalankan usaha.
Ketua pelaksana Ida Kusnawati Tjahjani mengatakan bahwa selama ini, Perajin Batik Kamsatun Sidoarjo menggunakan meja tamu untuk mengeblat pola, sehingga hanya bertahan sekitar 15 menit saja sambil menahan rasa pegal dan sakit pada bahu, pinggang dan kaki. Sedangkan untuk mengolah limbah, masih secara natural menggunakan indikator eceng gondok dan ikan tanpa ada penyaring
Oleh karena itu, Bapak Zainal Afandi sebagai mitra PKM dan salah satu dari perajin batik tulis di Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo menerima bantuan beberapa alat berupa 1 unit inovasi meja pengeblat pola lengkap dengan kursinya, 1 unit kursi mencanting serta 1 unit alat pengolah limbah portabel dan beberapa materi pendampingan terkait dengan manajemen administrasi, pemanfaatan media sosial untuk promosi, serta perencanaan dan pengendalian produksi
Ketua pelaksana Ida Kusnawati Tjahjani mengatakan bahwa selama ini, Perajin Batik Kamsatun Sidoarjo menggunakan meja tamu untuk mengeblat pola, sehingga hanya bertahan sekitar 15 menit saja sambil menahan rasa pegal dan sakit pada bahu, pinggang dan kaki. Sedangkan untuk mengolah limbah, masih secara natural menggunakan indikator eceng gondok dan ikan tanpa ada penyaring
Oleh karena itu, Bapak Zainal Afandi sebagai mitra PKM dan salah satu dari perajin batik tulis di Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo menerima bantuan beberapa alat berupa 1 unit inovasi meja pengeblat pola lengkap dengan kursinya, 1 unit kursi mencanting serta 1 unit alat pengolah limbah portabel dan beberapa materi pendampingan terkait dengan manajemen administrasi, pemanfaatan media sosial untuk promosi, serta perencanaan dan pengendalian produksi